Strategi Syetan Menjerumuskan Manusia
16.21 | Author: Unknown
Sebelum kita mengetahui strategi syetan menjerumuskan manusia, ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui Visi dan Misi syetan. Visi syetan adalah memperbudak manusia dan berusaha menjadikan manusia sebagai  teman sejatinya di neraka, sedangkan Misinya adalah mengkondisikan agar lupa kepada Allah Subhanahu wata’al. Adapun strategi syetan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah :

1. Waswasah
    Waswasah artinya membisikkan keraguan pada menusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbesit dalam pikiran kita, “ Nanti lima menit lagi “. Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam , akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat.

2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami – istri? Jalan – jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh syetan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.

3. Tamanni
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan – angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahajjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat weker berbunyi, kita cepat – cepat mematikannya lalu meneruskan tidur. Pernahkah kita ingin bertobat? Namun  pada saat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali – kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.

4. A’dawah
A’dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Syetan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di antara manusia, syetan biasanya menumbuhkan prasangka buruk. Karena itu waspadai kalau kita berpasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi syetan.

5. Takwif
Takwif artinya manakut – nakuti. Pernahkah marasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takwif.

6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha mengalang – halangi  manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membaca Al – Qur’an meskipun sudah cukup tidur? Ini gejala shddun dari syetan.

7. Wa’dun
Wa’dun artinya janji palsu. Syetan berusaha ,membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji – janji yang mengiurkan . Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begitu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa’dun atau janji palsu syetan.

8. Kaidun
Kaidun artinya tipu daya. Syetan berusaha sekuat tenaga mamasang sejumlah perankap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya karena waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya, kita mengejakannya asal – asalan dan tergesa – gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemungkinan pada wakrtu yang ditentukan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.

9.Nisyan
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi syetan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk lupa menunaikan janji? Lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi , tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi syetan.
Demikian ringkasan tentang strategi syetan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi syetan laknatullah.
(tbs_mjlHIJRAH3th12008)
baca selengkapnya “Strategi Syetan Menjerumuskan Manusia”
Menutup Pintu Saat Menjelang Malam
16.04 | Author: Unknown
Hadist shohih tentang perintah menutup rumah ketika waktu maghrib, seperti sabda Rasulullah berikut:
"Apabila datang malam hari, atau menjelang malam maka tahanlah anak-anakmu karena setan bertebaran pada saat itu lalu jika telah berlalu sesaat dari malam itu boleh kamu lepas mereka. Tutuplah pintu-pintu dan bacalah bislmillah, karena setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup."(HR. Bukhari Muslim)
baca selengkapnya “Menutup Pintu Saat Menjelang Malam”
Agar Dicintai Allah dan Manusia
12.47 | Author: Unknown
Dari Ibnu Abbas Sahl bin Sa’a As Sa’idi Radhialahu ‘anhu, ia berkata: “ Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya maka aku dicintai Allah dan dicintai manusia.’
Maka beliau bersabda,’Zuhudlah engkau terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimua. Dan zuhudlah engkau terhadap apa yang ada pada (dicintai) manusia maka niscaya mereka akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah)

Suatu hari Rasulullah menghampiri sahabatnya, Ibnu Umar, dan memegang pundaknya. “Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir,” sabda Nabi Saw kepadanya. Ibnu umar kemudian menyambung, “ Jika engkau di waktu sore maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi janganlah engkau menunggu sore. Dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakit serta waktu hidupmu sebelum mati.”
Ulama Al-‘Iz Ala’uddin bin Yahya bin Hubairah menjelaskan bahwa petikan dialog yang agung yang diriwayatkan Imam Bukhari ini merupakan taujih Rasulullah kepada umatnya tentang hakikat hidup manusia di dunia dan bagaimana cara menjalaninya. Buku manual dari Allahlah yang semestinya selalu menjadi rujukan manusia.
Inti pesannya, begitu sementaranya hidup ,manusia ini, sampai disamakan dengan sebuah perjalanan, ada awalnya, ada saat terjadinya, dan ada saat berakhirnya, serta ada kelanjutan perjalanan berikutnya yang lebih kekal yakni akhirat. Dengan kata lain, dipanggung kehidupan hanya tempat singgah (mampir).
Hakikat persinggahan dalam rentang kehidupan yang mereka jalani itu harus betul-betul disadari dan dimanfaatkan sebaik mungkin, sebab lakon mereka di dunia hanya akan berlangsung singkat. Itupun Cuma untuk mengumpulkan bekal, bukan untuk bersenang-senang.
Jadi seyogyanya manusia menjalani hidup secara proporsional, yakni dengan senantiasa menjadikan akhirat sebagai sentral kehidupan. Jangan sampai keliru, si satu sisi status hakikatnya hanya sebagai orang singgah, tapi sikap dan kipranya malah didorong agar seperti orang yang akan tinggal lama di dunia.
Untuk itu, mereka tidak boleh asyik bermain-main dengan berbagai aspek duniawi yang berhasil ditemukan dan dikuasai selama hidup. Tetapi mereka harus bisa menaklukkan dunia, memilikinya serta meraih berbagai prestasinya untuk dijadikan jembatan menuju akhirat.
Kalau hal itu bisa dijalani, yakni hidup bergulat dengan dunia tapi untuk tujuan akhirat, maka seperti sudah terbukti dalam janji Allah, mereka akan mendapatkan keuntungan untuk akhirat dan sekaligus untuk di dunia itu sendiri. Mereka sukses kedua-duanya.
Tetapi jika tidak, didunia mereka pasti sengsara karena kenikmatan yang dikecapnya hanyaberlangsung sesaat. Di akhirat tentu saja mereka akan lebih menderita karena siksa yang berkepanjangan.
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak sadar akan) pertemuan dengan Kami (akhirat) dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami, mereka itu tempatnya adalah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka -kerjakan.”(Yunus:7-8)
Sayangnya kenbanyakan manusia justru menjalankan kiprah hidup yang sebaliknya. Mereka mengabaiakan tujuan peranatauannya ke akhirat dan sekaligus merasa betah di dunia dengan segala macam kenikmatannya. Sebagian besar waktu, tenaga, pikiran dan berbagai sumber daya kehidupan mereka lainnnya dikerahkan hanya untuk mengejar kesengan duniawi. Perhatian, emosi, pengorbanan dan semua aspek kejiwaan mereka juga hanya terfokus pada bagaiamana mencari kenikmatan dan kepuasan nafsu.
Padahal, seperti dikatakan Abu Hasan ‘Ali bin Khalaf dalam Syarah Bukhari, yang namanya orang asing atau musafir itu tidak akan terlalu betah berada ditempat persinggahannya. Hatinya tidak akan terpaut dan jatuh cinta apalagi menyatu dengan persinggahannya, karena ia sadar bukan itu tempat tujuannya.
Sebaliknya, ia selalu merindukan tujuan akhir dari perjalanannya serta berusaha mempersiapkan bekal yang semestinya untuk sampai ke sana, karena ia yakin itulah sebaik-baiknya tempat.
“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapatkan (balasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampong akhirat adalah lebih baik adan itulah sebaik-baiknya tempay bagii orang yang bertakwa.”(QS. An Nahl: 30)
Orang-orang yang berhasil menghayati perannya di dunia fana ini sebagai musafir tidak lain ialah orang-orang yang zuhud. Dengan demikian, untuk mendapatkan kemulian tertinggi dalam hidup, yakni dicintai (diridhai) Allah dan manusia, maka cara yang harus ditempuh adalah dengan menghayati dan menjalani hidup sebagai seorang musfir. Musafir yang selalu merenungkan nasihat khalifah Ali:
“Dunia berjalan meninggalkan manusia
Sedangkan akhirat berjalan menjemputnya.
Masing-masing punya penggemar,
Karena itu jadilah kamu penggemar akhirat,
Jangan jadi penggemar dunia.
Sesungguhnya hidup saat ini
Adalah masa beramal bukan masa peradilan
Dan esok adalah masa pengadilan bukan masa beramal.”
baca selengkapnya “Agar Dicintai Allah dan Manusia”